IVA (Intip miss "V" Anda)

Dilihat : 486 Kali, Updated: Jumat, 17 Mei 2024
IVA (Intip miss

Kanker Serviks merupakan  kanker tebanyak yang ditemukan oleh Yayasan Kanker Indonesia setelah kanker payudara. Di Indonesia diperkirakan  setiap hari muncul 40-45 kasus baru, 20-25 orang meninggal karena kanker serviks. Sekitar sepertiga dari kasus-kasus kanker termasuk kanker serviks datang ketempat pelayanan kesehatan pada stadium yang sudah lanjut dimana kanker tersebut sudah menyebar ke organ-organ lain di seluruh tubuh sehingga biaya pengobatan semakin mahal dan angka kematian semakin tinggi. Disisi lain kesadaran dan pengetahuan masyarakat tentang kanker termasuk faktor-faktor risiko dan upaya pencegahannya masih kurang. Padahal 90-95 % faktor risiko terkena kanker berhubungan dengan perilaku dan lingkungan. Karena itu perlu ada suatu gerakan bersama, menyeluruh dan berkesinambungan untuk meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap kanker terutama kanker serviks

Insiden kanker serviks sebenarnya dapat ditekan dengan melakukan upaya pencegahan primer seperti meningkatkan atau intensifikasi kegiatan penyuluhan kepada masyarakat untuk menjalankan pola hidup sehat, menghindari faktor risiko terkena kanker, melakukan immunisasi dengan vaksin HPV dan diikuti dengan deteksi dini kanker serviks tersebut melalui pemeriksaan pap smear atau IVA (Inspeksi Visual dengan Asamasetat) yang oleh P Ganjar Mantan Gubernur Jateng diplesetkan seperti judul tulisan ini, Intip Vagina Anda. Saat ini cakupan “screening” deteksi dini kanker serviks di Indonesia melalui pap smear dan IVA masih sangat rendah (sekitar 5 %), padahal cakupan “screening” cukup efektif dalam menurunkan angka kesakitan dan angka kematian karena kanker serviks sampai 85 %.

Perempuan yang berisiko terkena kanker serviks adalah usia diatas 30 tahun, dengan puncak usia tersering adalah 45-54 tahun dengan riwayat multipara. Pencegahan kanker serviks dapat dilakukan dengan menjaga kesehatan reproduksi dan melakukan deteksi dini secara rutin minimal setahun sekali.

Beberapa waktu lalu, Puskesmas Kebasen melakukan deteksi dini kanker serviks melalui metode pemeriksaan IVA. Dilakukan di Balaidesa Tumiyang Kecamatan Kebasen, skrining IVA dilakukan terhadap 21 orang perempuan asal desa Tumiyang dan ada 3 yang perlu dilakukan pemeriksaan lanjutan. Selain melakukan pemeriksaan IVA juga dilakukan penyuluhan Kesehatan terkait dengan pencegahan kanker servik tersebut.

Inspeksi Visual dengan Asam Asetat ( IVA ) merupakan cara sederhana untuk mendeteksi kanker leher rahim sedini mungkin. Dengan melakukan deteksi dini ini, maka Ketika ditemukan lesi awal terjadinya kanker, maka pengobatan akan menjadi maksimal untuk mencegah terjadi perkembangan kanker lebih lanjut.

Kendala paling umum ditemui dalam program skrining IVA ini adalah rasa malu dari seorang perempuan ketika akan dilakukan pemeriksaan. Karena memang prosedur yang dilakukan  adalah seperti judul tulisan ini. Sehingga memang butuh edukasi yang optimal, pemahaman yang baik dan support yang besar terutama dari lingkungan dan orang terdekat (suami).

Gerakan Bersama untuk menyadarkan perempuan tentang pentingnya pemeriksaan IVA ini menjadi penting, sehingga pemeriksaan IVA yang dicanangkan oleh Puskesmas Kebasen ini, bukan hanya program rutin yang dilakukan oleh Puskesmas, tapi akan mampu membangun kesadaran para perempuan di wilayah Kecamatan Kebasen, sehingga skrining IVA menjadi sebuah kebutuhan untuk mereka.

Mencegah, jauh lebih baik dibanding mengobati. Jadi ketika penyakit kanker bisa dilakukan pencegahan, mengapa harus menunggu untuk diperlukan pengobatan? Mari para perempuan yang sudah menikah dengan usia lebih dari 30 tahun, datanglah ke Puskesmas Kebasen untuk diintip miss "V" Anda minimal setahun sekali. Bila masih ada rasa malu, mampirlah dulu ke salon kecantikan. (js)

Komentar