Enceng Gondok, Tanaman Pengganggu Yang Membantu

Eceng gondok atau Eichornia crassipes merupakan tumbuhan air tawar yang dikenal sebagai gulma. Tumbuhan ini banyak ditemukan di perairan tawar yang menyerap nutrien dalam pertumbuhannya. Eceng gondok memiliki kecepatan tumbuh yang tinggi sehingga dianggap sebagai gulma yang dapat merusak lingkungan perairan. Sungai-sungai ataupun perairan menjadi dangkal, terjadinya aerasi akibat terhalangnya sinar matahari yang masuk ke dalam air karena kerapatan tumbuhan.
Tinggi eceng gondok bervariasi dari sekitar 0,5 meter sampai 1 meter. Eceng gondok tidak mempunyai batang, daunnya tunggal dan berbentuk oval, ujung dan pangkalnya meruncing, pangkal tangkai daun menggelembung, permukaan daunnya licin dan berwarna hijau. Bunganya termasuk bunga majemuk, berbentuk bulir, kelopaknya berbentuk tabung. Akarnya merupakan akar serabut. Kondisi optimum bagi perkembangannya memerlukan kisaran waktu antara 11 – 18 hari.
Selain dikenal dengan tanaman penganggu, eceng gondok memiliki kemampuan dalam penyerapan logam-logam berat seperti Cr, Pb, Hg, Cd, Cu, Fe, Mn, Zn dengan baik sehingga sering di jadikan tanaman yang mampu mengolah air buangan domestik dengan tingkat efisiensi yang tinggi. Selain itu, eceng gondok dapat menurunkan kadar BOD serta partikel suspensi secara biokimia walaupun berlangsung secara lambat.
Kamis (20/3) lalu, PT Mitra Adiperkasa bersama Kementrian Sosial melakukan bimbingan teknis pemanfaatan tanaman eceng gondok ini untuk dijadikan kerajinan berupa produksi keranjang. Bertema Kolaborasi Pemberdayaan bagi Kelompok Rentan, bintek ini dilakukan di Desa Kalisalak Kecamatan Kebasen selama tiga hari 20 – 22 Maret 2025.
PT Mitra Adiperkasa atau biasa disingkat menjadi MAP, adalah sebuah perusahaan ritel yang berkantor pusat di Jakarta. Untuk mendukung kegiatan bisnisnya, hingga akhir tahun 2021, perusahaan ini mengoperasikan 3.701 titik penjualan yang tersebar di Indonesia, Filipina, Vietnam, dan Thailand. Perusahaan ini juga merupakan distributor terkemuka untuk sejumlah merek olahraga, anak-anak dan gaya hidup.
Dalam rangka pemberdayaan masyarakat rentan, Kementrian Sosial menggandeng PT. MAP ini, untuk memberdayakan masyarakat agar mereka dapat produktif. MAP memberikan support kepada masyarakat rentan dengan memberikan bimbingan teknis membuat kerajinan dengan bahan tanaman enceng gondok. Enceng gondok setelah dikeringkan, dibuat anyaman dengan kerangka besi, sehingga terbentuklah berbagai macam jenis keranjang.
Bukan hanya sekedar memberikan bimbingan pembuatan keranjang, peserta bintek yang telah tergabung dalam beberapa kelompok, ke depan diharapkan mengembangkan home industry keranjang eceng gondok ini.
MAP juga menyediakan bahan baku siap pakai sekaligus pemasaran produk yang sudah jadi. Bila program ini berjalan dengan baik sesuai harapan, maka akan ada ratusan masyarakat rentan yang menjadi produktif, karena mereka akan mendapatkan penghasilan yang cukup besar setiap bulannya, tergantung dari jumlah produk yang mampu dibuat, dengan harga Rp.20.000,- setiap buahnya.
Dari pengalaman yang sudah berjalan, satu orang sudah trampil mampu memproduksi 10 buah keranjang setiap harinya. Artinya dia bisa mendapatkan penghasilan sebesar Rp.200.000,- setiap hari. Tentu ini peluang yang cukup menjanjikan bagi masyarakat rentan yang selama ini hanya bisa berharap bantuan dari BLT Pemerintah.